The Asia Gazette
SEE OTHER BRANDS

The top news stories from Asia and the Pacific

KTT Trump–Putin Membuat Pasar Bertanya-tanya Apakah ‘Peace Premium’ Bisa Tercapai

Pemandangan gabungan gedung pencakar langit New York dan Moskow diselimuti kabut tipis, melambangkan ketidakpastian pasar global pasca pertemuan Trump–Putin – EBC.

New York dan Moskow seakan menyatu di bawah kabut redup, mencerminkan ambiguitas pasar setelah pertemuan Trump–Putin.

Meski ada pertemuan penting di Alaska, EBC Financial Group mencatat kemajuan minim, menjaga ketidakpastian pada minyak, gandum, dan aset safe haven.

DC, UNITED STATES, August 28, 2025 /EINPresswire.com/ -- KTT Trump–Putin yang dinanti di Anchorage berakhir dengan jabat tangan dan sorotan media, namun tanpa terobosan terkait Ukraina maupun sanksi. Menurut pandangan EBC Financial Group (EBC), tidak adanya kerangka perdamaian maupun komitmen yang jelas kemungkinan besar akan memperpanjang risiko geopolitik pada komoditas dan pasar keuangan global.

Dari sisi simbolis, karpet merah, parade militer, hingga pesawat pembom B-2 yang melintas, semuanya tidak memberi kepastian bagi pelaku pasar. Alih-alih kejelasan mengenai sanksi atau peta jalan perdamaian, investor justru disisakan dengan ketidakjelasan — yang kini ikut dihitung dalam harga pasar.

“Pasar bereaksi terhadap ketidakpastian. Tanpa adanya gencatan senjata atau peta jalan dari Anchorage, para trader harus berhadapan dengan kondisi risiko di mana justru ketidakjelasan itu sendiri menjadi penggerak pergerakan harga,” ujar David Barrett, CEO EBC Financial Group (UK) Ltd.

Pasar Energi Tekan Harga

Futures minyak Brent naik di atas USD 66 per barel, menutup sebagian kerugian sesi sebelumnya, karena investor menimbang kemungkinan kesepakatan perdamaian Rusia–Ukraina yang bisa meringankan sanksi terhadap Moskow dan meningkatkan pasokan. Presiden AS Trump menyatakan sedang berupaya mengatur pertemuan Putin–Zelenskiy, meski Rusia belum mengonfirmasi, sehingga ketidakpastian tetap tinggi. Sementara itu, data industri menunjukkan penurunan persediaan sebesar 2,4 juta barel, hampir dua kali lipat dari perkiraan, menandakan permintaan yang lebih kuat. Namun, harga minyak tetap dekat level terendah tiga bulan, turun lebih dari 10% bulan ini, tertekan oleh meningkatnya produksi OPEC+ dan pelaksanaan sanksi yang lebih lemah.

Harga gandum Chicago turun ke sekitar USD 5 per bushel, tertekan oleh perkiraan panen Rusia yang lebih tinggi, optimisme terkait pembicaraan perdamaian Ukraina, dan kondisi panen AS yang lebih baik. Meskipun harga lebih rendah memberi kelegaan bagi importir, volatilitas ekspor Laut Hitam membuat risiko keamanan pangan dan inflasi tetap tinggi, terutama bagi pasar negara berkembang.

Aset Safe Haven Kembali Diminati

Emas diperdagangkan sekitar USD 3.320 per ons, mendekati level terendah tiga minggu, karena persepsi meredanya risiko geopolitik dan menguatnya dolar AS menekan logam mulia. Presiden Trump menegaskan tidak akan mengerahkan pasukan darat ke Ukraina — meski dukungan udara masih memungkinkan — sementara Presiden Zelenskiy menyambut baik pembicaraan perdamaian namun masih banyak ketidakpastian terkait prospek geopolitik. Trader kini menantikan simposium Jackson Hole dan rilis notulen FOMC, dengan pasar memperkirakan dua pemangkasan suku bunga tahun ini, yang pertama kemungkinan sudah pada September.

Tampilan vs. Realita: Panggung Politik Tidak Menggerakkan Pasar

KTT Alaska menyoroti perbedaan yang semakin besar antara pertunjukan politik dan kenyataan ekonomi. Saham Wall Street dan Eropa ditutup datar — pasar jelas lebih fokus pada fundamental daripada pertunjukan. Saham hampir tidak berubah, indeks dolar nyaris stagnan, dan harga komoditas tidak bergerak hanya karena pertunjukan. EBC mencatat bahwa trader telah belajar bahwa tidak setiap jabat tangan memengaruhi pasar — substansi, bukan pertunjukan, yang menentukan posisi.

Makna bagi Trader dan Investor

Bagi pelaku pasar, analis EBC menyoroti tiga pelajaran utama: pertama, ketidakjelasan itu sendiri kini menjadi pendorong pasar, menjaga volatilitas tetap tinggi; kedua, aset safe haven akan tetap diminati hingga kejelasan kebijakan benar-benar muncul; dan ketiga, manajemen risiko harus lebih diutamakan daripada trading berdasarkan judul berita.

Analis EBC menekankan agar investor fokus pada fundamental — aliran energi, rantai pasokan pertanian, dan kebijakan bank sentral — daripada bereaksi terhadap pertunjukan diplomatik. Untuk portofolio jangka panjang, “peace premium” yang tertunda berarti tetap menjaga lindung nilai dan bersiap menghadapi ketidakpastian geopolitik yang berlanjut, bukan mengandalkan resolusi cepat.

Disclaimer: Artikel ini mencerminkan pengamatan EBC Financial Group dan seluruh entitas globalnya. Ini bukan saran keuangan atau investasi. Perdagangan komoditas dan valuta asing (FX) memiliki risiko kerugian signifikan, bahkan bisa melebihi modal awal Anda. Konsultasikan dengan penasihat keuangan yang kompeten sebelum mengambil keputusan trading atau investasi, karena EBC Financial Group dan entitasnya tidak bertanggung jawab atas kerugian akibat penggunaan informasi ini.

Untuk wawasan lebih lanjut mengenai pasar komoditas, kunjungi www.ebc.com.

### 

Tentang EBC Financial Group

Didirikan di London, EBC Financial Group (EBC) adalah merek global yang dikenal berkat keahliannya di bidang financial brokerage dan asset management. Melalui entitas teregulasi yang beroperasi di berbagai yurisdiksi keuangan utama—termasuk Inggris, Australia, Kepulauan Cayman, Mauritius, dan lainnya—EBC memberikan akses bagi investor ritel, profesional, hingga institusi ke pasar global serta peluang perdagangan, mulai dari mata uang, komoditas, CFD, dan instrumen lainnya.

Dipercaya oleh investor di lebih dari 100 negara dan meraih berbagai penghargaan global, termasuk pengakuan berturut-turut dari World Finance, EBC dikenal luas sebagai salah satu broker terbaik dunia dengan gelar seperti Best Trading Platform dan Most Trusted Broker. Dengan posisi regulasi yang kuat serta komitmen pada transparansi, EBC konsisten masuk jajaran broker papan atas—diandalkan karena mampu menghadirkan solusi perdagangan yang aman, inovatif, dan berfokus pada klien di pasar internasional yang kompetitif.

Anak perusahaan EBC memiliki lisensi dan teregulasi sesuai yurisdiksi masing-masing. EBC Financial Group (UK) Limited diawasi oleh Financial Conduct Authority (FCA) Inggris; EBC Financial Group (Cayman) Limited diawasi oleh Cayman Islands Monetary Authority (CIMA); EBC Financial Group (Australia) Pty Ltd dan EBC Asset Management Pty Ltd diawasi oleh Australian Securities and Investments Commission (ASIC); sedangkan EBC Financial (MU) Ltd berizin dan diawasi oleh Financial Services Commission Mauritius (FSC).

EBC didukung oleh tim veteran industri dengan pengalaman lebih dari 40 tahun di institusi keuangan besar, yang telah melalui berbagai siklus ekonomi mulai dari Plaza Accord dan krisis franc Swiss 2015 hingga gejolak pasar akibat pandemi COVID-19. Kami menumbuhkan budaya yang menjunjung tinggi integritas, rasa hormat, dan keamanan aset klien, memastikan setiap hubungan dengan investor ditangani dengan keseriusan penuh.

EBC juga bangga menjadi mitra resmi foreign exchange FC Barcelona serta terus mendorong kemitraan yang berdampak untuk memberdayakan komunitas—antara lain melalui inisiatif United to Beat Malaria bersama UN Foundation, kerja sama dengan Departemen Ekonomi Universitas Oxford, serta kolaborasi beragam mitra untuk mendukung inisiatif di bidang kesehatan global, ekonomi, pendidikan, dan keberlanjutan.

https://www.ebc.com/

Michelle Siow
EBC Financial Group
michelle.siow@ebc.com
Visit us on social media:
LinkedIn
Instagram
Facebook
YouTube
X
Other

Legal Disclaimer:

EIN Presswire provides this news content "as is" without warranty of any kind. We do not accept any responsibility or liability for the accuracy, content, images, videos, licenses, completeness, legality, or reliability of the information contained in this article. If you have any complaints or copyright issues related to this article, kindly contact the author above.

Share us

on your social networks:
AGPs

Get the latest news on this topic.

SIGN UP FOR FREE TODAY

No Thanks

By signing to this email alert, you
agree to our Terms & Conditions